Dinas Kesehatan Probolinggo

Loading

Peran Masyarakat dalam Pemberantasan DBD di Probolinggo: Penting atau Tidak?

Peran Masyarakat dalam Pemberantasan DBD di Probolinggo: Penting atau Tidak?


Dalam upaya pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Probolinggo, peran masyarakat sangatlah penting. Namun, seberapa penting sebenarnya peran masyarakat dalam pemberantasan DBD di Probolinggo? Apakah masyarakat hanya sebagai penonton atau benar-benar berperan aktif dalam memerangi penyakit ini?

Menurut dr. Andri Mulyadi, Kepala Dinas Kesehatan Probolinggo, “Peran masyarakat sangatlah krusial dalam pemberantasan DBD di Probolinggo. Tanpa kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, upaya pencegahan dan pengendalian DBD tidak akan maksimal.”

Salah satu bentuk peran masyarakat adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini sejalan dengan pendapat dr. Dina Nurhayati, pakar kesehatan masyarakat, yang mengatakan bahwa “Upaya pencegahan DBD harus dimulai dari rumah masing-masing. Masyarakat perlu rajin membersihkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.”

Selain itu, peran masyarakat juga terlihat dalam upaya deteksi dini dan penanganan kasus DBD. Menurut dr. Siti Rahmawati, seorang dokter di RSUD Dr. Moh. Saleh Probolinggo, “Masyarakat perlu waspada terhadap gejala DBD dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami demam tinggi yang tidak kunjung reda serta gejala-gejala lain yang mencurigakan.”

Namun, sayangnya masih banyak masyarakat yang belum menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam pemberantasan DBD di Probolinggo. Menurut survei yang dilakukan oleh Puskesmas Kota Probolinggo, hanya 40% masyarakat yang aktif dalam kegiatan pencegahan DBD.

Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat perlu terus dilakukan agar kesadaran akan pentingnya peran masyarakat dalam pemberantasan DBD semakin meningkat. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Andri Mulyadi, “Kami terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi, namun tanpa dukungan penuh dari masyarakat itu sendiri, upaya pemberantasan DBD tidak akan berhasil.”

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran masyarakat dalam pemberantasan DBD di Probolinggo sangatlah penting. Masyarakat bukan hanya sebagai penonton, melainkan juga sebagai pelaku utama dalam memerangi penyakit mematikan ini. Mari bergandengan tangan dan berperan aktif dalam upaya pemberantasan DBD di Probolinggo. Semangat!